Makalah tentang MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KRITERIA PEMILIHAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KRITERIA PEMILIHAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:
KELOMPOK III

FLADIZA REZKY DILLA P.
NIM. 208001170
AYU LESTARI
NIM. 208001170
NURJANAH
NIM. 20800117083




FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa karakteristik teknologi berbeda menurut maksud dan tujuan pengelompokkannya. Ada pengelompokkan yang berdasarkan karakteristik ekonominya, lingkup sasaran, dan berdasarkan kemudahan kontrol dalam pemakaian. Pembagian ini hanya dimaksudkan untuk memudahkan kita melihat secara lebih jauh bagaiman variasi teknologi pembelajaran digunakan baik secara sederhana maupun dengan menggunakan media dan teknologi kontemporer sekarang ini.
Perangkat teknologi yang sedang berkembang di masyarakat dapat dijadikan sebagai sebuah media pembelajaran yang baik. Hal tersebut dikarenakan teknologi ini memiliki pola perkembangan yang sangat signifikan dalam waktu yang singkat. Sehingga dengannya jika dapat dimaksimalkan dengan baik dalam bidag pembelajaran ini maka kegiatan pembelajaran yang berlangsung bagi para peserta didik pun akan turut berkembang.
Dengan menjadikan teknologi sebagai bagian tak terpisahkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran maka dapat memicu para peserta didik untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam menggunakan perangkat teknologi. Sehingga hal tersebut akhirnya menjadikan teknologi lebih bermanfaat.

B.       Rumusan Masalah
Bagaimana model-model pengembangan media dan teknologi pembelajaran dan karakteristik kriteria pemilihan teknologi dalam pembelajaran?




                                                                                                  
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Model-model Pengembangan Teknologi Pembelajaran
Salah satu model yang dirujuk untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pembelajaran adalah model ASSURE atau model yang dikembangkan oleh Smaldino, Russel, Heinich, dan Vlolenda (2002). ASSESURE merupakan akronim dari:
A = Analize learner characteristics (analisis  karakteristik pemelajar)
S = State performance objectives (merumuskan kompetisi)
S = Select method, and materials (memilih metode, media, dan bahan ajar).                                                                                                                                    
U = Utilize technology, media, and materials (pemanfaatan media, teknologi, dan bahan ajar)
R = Requires learner participation ( melibatkan partisipasi pembelajar)
E = Evaluate and revise (evaluasi dan revisi)
1.      Analisis Karakteristik Pembelajar
            Langkah pertama dalam mendesain pembelajaran adalah menganalisis karakteristik pembelajar untuk dihubungkan dengan kompetensi. Informasi yang diperoleh dari hasil analis tersebut dapat mengarahkan pengembang pembelajaran untuk memutuskan desain. Bagian penting untuk dipertimbangkan di sini adalah:
Ø  Karakteristik umum yang mencakup deskripsi kelas secara keseluruhan termasuk umur, tingkat, jender, latar belakang dan sebagainya.
Ø  Pengetahuan atau kompetensi prasyarat yang menggambarkan jenis kemampuan, keterampilan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh pembelajar sebelum pembelajaran
Ø  Gaya belajar yang dimiliki pembelajar termasuk kesukaan atau kebiasaan
2.      Merumuskan Tujuan (Kompetensi)
            Dalam merumuskan kompetensi atau dalam bahasa yang sering digunakan oleh pengembang dalam merancang pembelajaran yang disebut dengan tujuan  instruksional khusus (TIU), perlu mengetahui kurikulum yang berlaku. Selain itu, perlu juga melibatkan ahli konten jika mengalami kesulitan untuk mendapatkan materi berdasarkan desktipsi kurikulum. Dalam merumuskan tujuan perlu memperhatikan tiga domain seperti dikemukakan oleh Bloom yang dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom yang meliputi:
Ø  Ranah Kognitif
Ø  Ranah kolektif
Ø  Ranah psikomotorik
Blomm dan kawan-kawan (1964) mengemukakan enam kemampuan yang bersifat hierarkis yang terdapat dalam aspek kognitif, yakni: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Keenam kemapuan itu kemudian direvisi oleh Anderson (Marzano dan Kendall, 2007) seperti yang terlihat daalm gambar berikut:

            Dalam hubungannya dengan domain kognisi, Hubbell (2010) merumuskan kata kerja operasional dengan mendeskripsikan domain pengetahuan yang mencakup:
1.      Esperiencial knowledge (pengetahuan berdasarkan pengalaman)
2.      Contextual knowledge  ( pengetahuan berdasarkan konteks
3.      Declarative knowledge (pengetahuan bersifat deklaratif)
4.      Procedural knowledge (pengetahuan bersifat prosedural)
Dari keempat dimensi tersebut dapat dilihat dalam kata kerja operasional  sebagai berikut:

Selain itu, rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat dikembangkan dengan menggunakan rumusan ABCD (Pribadi, 2011:67). Rumusan ABCD merupakan akronim dari komponen-komponen sebagai berikut:
A  =  Audience (Maksudnya individu yang belajar)
B  =  Behavior (perilaku atau kompetensi yang harus dimiliki)
C  = Condition (kondisi yang menggambarkan situasi yang terjadi pada saat belajar)
D  =  Degre (tingkat adalah standar yang ditujukan oleh pembelajar yang telah dipelajari dan dikuasai)



3.      Memilih Metode, Media, dan Bahan Ajar
            Ketikan berhasil menganalisis karakteristik pembelajar dan merumuskan tujuan pembelajaran, berarti telah mengkaji pengetahuan, keterampilan, dan sikap pembelajar saat ini dan merumuskan model pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan datang sebagai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dibangun suatu jembatan yang menghubungkan kedua kompetensi tersebut, yakni memilih strategi,  media dan teknologi yang sesuai, dan memutuskan jenis bahan ajar yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan tujuan tersebut.
            Tugas utama yang harus diselesaikan adalah menggambarkan semua strategi, media dan teknologi, serta bahan ajar yang paling esensial dalam pembelajaran. Setelah itu perlu mempertimbangkan secara rasional tentang keputusan untuk memilih, dan bila perlu menggunakan rubrik pilihan untuk mengevaluasi kesesuaian antara  media, teknologi, dan materi dengan tujuan yang telah dirumuskan. Metode yang dapat dipilih adalah belajar kooperatif, ekplorasi (penemuan), pemecahan masalah, diskusi, latihan terbimbing, tutorial demonstrasi, presentasi, bermain peran (Suparman, 2010), dan lain-lain.
4.      Pemanfaatan Media, Teknologi, Bahan Ajar
            Bagian ini mencakup langkah untuk menentukan peranan instruktur, pendidik, atau pengembang sebagai guru untuk memanfaatkan media, teknologi bahan ajar untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk memudahkan pemanfaatannya dapat dilakukan melalui proses 5 P, yakni seperti di bawah ini; Preview (tinjauan, meninjau) media, teknologi, dan bahan ajar, prepare (menyediakan) media, teknologi, dan bahan ajar yang berarti praktek menggunakannya sebelum pelaksanaan pembelajaran, prepare einronment (persiapkan lingkungan) belajar yang memadai yang berarti sarana dan prasarana atau fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran, prepare learners (persiapkan pembelajar), bagaimana melibatkan pembelajar  sepenuhnya dalam pelaksanaan pembelajaran, prepare the learning experience (persiapan pengalaman belajar) mencakup kondisi dan strategi pembelajaran, artinya tentukan apakah guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru atau berpusat pada siswa. Jika memilih salah satunya harus mempersiapkan berbagai cara penanganannya.
5.      Melibatkan Partisipasi Pembelajar
            Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, keterlibatan pembelajar dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Terdapat banyak aktivitas pembelajaran yang dapat diterapkan yang dapat mendorong pembelajar mempraktekkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru dan untuk menerima umpan balik berdasarkan tingkat kesesuaian upaya mereka sebelum secara formal melakukan penilaian.
            Latihan dapat melibatkan pembelajar dengan menggunakan pengecekan sendiri-sendiri (Self-check), pembelajaran dengan alat bantu komputer, kegiatan internet, diskusi kelompok, atau model lain yang dipandang dapat meningkatkan partisipasi pembelajar dalam pembelajaran. Sementara itu, guru, komputer, siswa lain dapat mempersiapkan umpan balik.
6.      Evaluasi dan Revisi
            Setelah melaksankan pembelajaran, sangat penting melakukan evaluasi untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Evaluasi tidak hanya terbatas pada tingkat pengetahuan yang dicapai oleh sesuai dengan tujun pembelajaran, tetapi juga mengukur keseluruhan proses pembelajaran termasuk dampak dari penggunaan media dan teknologi. Jika terdapat kelemahan, atau kekeliruantermasuk tentang bahan ajar, maka perlu dilakukan revisi untuk mendapatkan perbaikan sebagai persiapan untuk digunakan pada hari berikutnya.
            Evaluasi dan revisi harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, walaupun sudah pernah dilakukan sebelumnya tetapi bukan berarti semuanya sudah sempurna. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi perlu mempertimbangkan tahapan sebagai berikut:
            Gunakan penilaian otentik dan tradisional untuk menentukan prestasi siswa berdasarkan standar dan tujuan, memeriksa keseluruhan proses pembelajaran dan dampak dari penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran.
            Jika terdapat perbedaan antara tujuan dan hasil belajar, revisi perencanaan pembelajaran untuk lebih menekankan pada fokus yang menjadi perhatian utama. Ketiga tahapan ini dapat dilakukan secara berulang-ulang jika hasil belajar tidak sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam perencanaan pembelajan.
B.       Kriteria Pemilihan Teknologi Pembelajaran
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih dan menentukan teknologi pembelajaran yang tepat, antara lain sebagai berikut:
1.      Tujuan yang ingin dicapai
            Tujuan dapat dibedakan antara tujuan kognitif, tujuan afekltif dan psikomotor. Di bawah ini diberikan masing-masing contoh:
a.    Tujuan kjognitif, setelah mempelajari transformasi energi, diharapkan peserta didik dapat mengetahui tentang transformasi energi dalam makhluk hidup.
b.         Tujuan afektif, setelah mempelajari sejarah penemuan unsur-unsur radioaktif, peserta didik daopat menghargai karya para ahli kimia yang menemukan unsur-unsur tersebut.
c.         Psikomotor, setelah mempelajari penggunaan listrik dalam komunikasi, peserta didik dapat membuat alat elektronik sederhana untuk keperluan komunikasi.
2.      Materi Pembelajaran
Kadang-kadang suatu pokok pembahasan atau subpokok bahasn dapat membosankan atau terlalu abstrak, apalagi kalau hanya disajikan dengan metode ceramah saja, akan lebih membosankan peserta didik. Padahal konsep-konsep dalam subpokok bahasan tersebut perlu dipahami betul untuk dapat melakukan keterampilan tersebut.
3.      Karakteristik Siswa
Setelah teknologi dipilih atas dasar tujuan, materi yang akan dibahas perlu dipertimbangkan kesiapan atau pengetahuan awal peserta didik dan tingkat kesiapan peserta didik dan pengalaman belajar sebelumnya.
4.      Fasilitas Pendukung atau Ketersediaan
Teknologi yang dirancang untuk digunakan harus disesuaikan dengan fasilitas pendukung.
5.      Kemampuan Guru
Kreativitas dan keterampilan guru dalam membuat teknologi perlu dikembangkan agar dalam kondisi terbatas, petugas sekolah di bawah pimpinan guru dapat membuiat teknologi sederhana.
6.      Karakteristik Teknologi atau mutu atau Kualitas
Setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga karakteristik teknologi harus diperhatikan seperti pada pembuatan slide, informasi yang ingin disampaikan harus ditonjolkan dan tidak boleh terganggu oleh elemen lain berupa latar belakang.
7.      Biaya
Dalam pemilihan teknologi pembelajaran, harus dipilih media yang dapat dibuat dengan biaya yang sedikit tapi menarik.
8.      Ketepatguanaan atau Praktis Penggunaannya
Teknologi yang dipilih adalah yang mudah penggunaanya, mudah diperoleh atau dibuat sendiri oleh guru bersama peserta didik dan dapat digunakan dimanapun dan kapan[pun sehingga memiliki jaminan sebagai teknologi yang terbaik.
9.      Pengelompokan Sasaran
Teknologi yang dipilih tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan sehinngga efektif dalam pembelajaran.




BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sebelum melakukan pengembangan media pembelajaran, perlu mengetahui terlebih dahulu pola pengembangannya yang mencakup (1) analisis karakteristik pemelajar, (2) merumuskan tujuan atau kompetensi,(3)  memilih metode, media, dan bahan ajar, (4) pemanfaatan media, teknologi, dan bahan ajar, (5) melibatkan partisipasi pemelajar, dan (6) evaluasi dan revisi. Keenam komponen tersebut dalam bahasa Inggris  disingkat menjadi ASSURE.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih teknologi pembelajaran: tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran, karakteristik siswa, kemampuan guru, karakteristik teknologi, biaya, ketepatgunaan, dan pengelompokan sasaran.
B.       Saran dan Kritik
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik mengenai pembahasan makalah dan kesimpulan di atas.








DAFTAR PUSTAKA
Safei Muh. 2019. Teknologi Pembelajaran. Makassar: Alauddin University Press

Komentar

Postingan Populer